11/09/2007

Nikmatnya Shalat Malam Bagi Salafush Shalih

Sesungguhnya seorang muslim yang benar-benar mencintai Allah swt. akan bangun dari tempat tidurnya dan berdoa kepada Tuhannya dengan penuh keyakinan bahwa setiap ucapan dan doa yang ia panjatkan kepada Tuhannya didengar oleh-Nya dan Allah swt. senantiasa melihat apa yang tergerak dalam hatinya. Jika ia benar-benar mencintai Tuhannya, tentu ia akan berdiri di keheningan malam dengan senang hati dan merasa nikmat dengan munajat yang ia panjatkan. Hal ini ditunjukkan dengan melaksanakan shalat di hadapan Tuhan seluruh makhluk. Bagaimana ia tidak melakukan hal itu, sementara ia mengetahui bahwa kebahagiaan, kesenangan dan kemuliaan hanya bisa dicapai manusia manakala mereka bermunajat kepada dzat yang Maha Agung di tengah malam. Terlebih lagi jika mereka mengetahui bahwasanya Allah swt. mendengar munajat dan doa yang mereka panjatkan dengan mengabulkan permintaan mereka.
Bagaimana hal ini tidak dilakukan, wahai saudaraku, sementara harapan kepada Allah swt. itu lebih bisa dipercaya dan Dia-lah yang lebih layak untuk diharapkan. Allah swt. telah melimpahkan nikmat-Nya kepada kita baik yang nampak maupun yang tidak nampak. Allah swt. juga telah memberikan segala permohonan kita, meskipun tanpa diminta sebelumnya dan kita tidak mengetahui bagaimana kita mengajukan permohonan itu. Bagaimana kita tidak bisa merasa nikmat dan nyaman pada saat semua kebutuhan kita dipenuhi oleh Allah swt. di keheningan malam. Rasulullah saw. telah bersabda, "Sesungguhnya pada malam hari ada saat yang mana tidak ada seorang hamba yang bertepatan dengan saat itu seraya memohon kebaikan dunia dan akhirat kecuali Allah akan mengabulknnya, dan saat itu ada pada setiap malam"
Para salafus shâlih senantiasa beribadah kepada Allah swt. di malam hari dengan melaksanakan shalat. Allah-pun memberi kenikmatan kepada mereka pada saat mereka melakukan shalat malam, sehingga mereka merasa malam yang begitu panjang terasa sangat singkat sebagaimana perasaan itu muncul pada saat seseorang berduaan dengan sang kekasih yang dicintainya. Dalam hati mereka telah tertanam keimanan yang mendalam sehingga menumbuhkan luapan cinta yang mendorongnya untuk selalu bersanding dengan dzat yang Maha Kasih. Mereka juga rela begadang untuk melantunkan ayat-ayat suci al-Qur'an. Jika motivatornya semakin kuat, keinginannya kian membaja, harapan untuk menggapai pahala dzat yang Maha Kasih semakin meluap, tentu mereka akan semakin tergerak hatinya untuk bersegera memenuhi panggilan-Nya dengan menjalankan ketaatan, badannya semakin ringan untuk bangun dan duduk bersimpuh di hadapan-Nya dan segala kesulitannya pun akan terasa ringan.
Fudhail bin Iyad berkata, "Sesungguhnya aku menyambut kedatangan malam, dan aku merasa begitu lama malam itu tiba. Aku membuka al-Qur'an sampai malam tiba. Pada saat matahari terbenam, aku merasa bahagia dengan gelapnya malam, karena aku dapat bersanding berduaan dengan Tuhanku. Namun pada saat pagi menyingsing aku pun merasa sedih."
Ali bin Bakar seorang yang alim, arif dan imamnya ahli fiqh berkata, "Selama empat puluh tahun, tidak ada sesuatupun yang membuatku sedih selain terbitnya fajar." Beliau ditanya, "Bagaimana keadaanmu dan malam harimu? Beliau menjawab, 'Ada saat yang membuatku pada dua kondisi: aku merasa bahagia dengan datangnya malam, namun pada saat pagi menyingsing, perasaan itupun berubah menjadi sedih, sehingga kebahagiaan yang aku rasakan tidak pernah sempurna."

1 komentar:

Sidhi mengatakan...

Subhanalloh, berbahagialah mereka yang bisa konsisten menunaikan sholat malam. Bertemu dengan Al-Khaliq stiap malam, sungguh indah. Namun sayang, saya belum mampu mewujdkannya. Adakah tipsnya agar kita mampu melaksanakannya tiap malam?